Dug dug dug…. itulah dentuman jantung yang sangat terasa ketika memompa darah keseluruh tubuh. Dentuman jantung ini akan bertambah ketika bertemu dengan someone yang dicintai. Hati yang biasanya stabil, tenang dan bahagia terusik ketika seseorang menemui orang yang dicintainya. Meskipun orang lain itu tidak tahu akan rasa yang membuat seseorang tak menentu itu namun tetap saja perasaan itu begitu adanya.
Persoalan seperti itu selesai dengan begitu saja ketika bisa “memiliki” orang yang diidamkan. Apakah itu dalam konteks pacaran atau menikah. Meskipun ada yang langgeng dan ada pula yang berhenti ditengah jalan (putus atau cerai). Kenapa selesai? karena persoalannya jelas. Pertama, orang yang dicintai jelas dan memang terasa dihati karena memang mencintainya. Kedua, ketika cinta itu dinyatakan hasilnya pun jelas , seseorang itu menerima atau tidak. Kalaupun tidak dinyatakan bisa menjadi sebuah pertemanan dan keakraban seperti sahabat saja. Artinya dua orang itu bisa berpasangan : meminjam istilah Sternberg apakah itu sekedar friendship (pertemanan) atau menjadi sebuah romantic couple (pasangan mesra). Ketiga, kalaupun hubungan itu tidak berlanjut maka jelas pulalah kedudukannya .
Namun lain halnya ketika seseorang itu mencintai sekaligus butuh dicintai, namun perasaannya itu tidak jelas. Kepada siapakah? kenapakah? Tidak tentu sebab hati itu tetap saja galau. Beberapa kasus mengungkap, bahwa hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan. Misalnya melihat teman berpacaran, orang lain menikah. Seterusnya membandingkan dengan diri sendiri yang boleh dikatakan nihil dengan keadaaan seperti itu padahal dalam keadaan normal. Biasanya dalam keadaan tanpa pasangan seseorang itu belum mencintai seseorang, ataupun kalau mencintai disimpan begitu saja. Namun dalan hal ini keadaannya berbeda. Aneh memang namun begitu adanya. Terasa kebutuhan akan lawan jenis disaat orang yang dicintai belum ada dan rasa itu menggebu-gebu adanya.
Bagaimanakah ini???????>>>>>>>
indonesiakomplit 