Abad XXI merupakan abad yang cukup mencengangkan. Diberbagai aspek dapat dijumpai bermacam-macam perubahan. Diantara perubahan yang fundamental adalah terjadinya deideologisasi masyarakat, industrialisasi besar-besaran dan maraknya organisasi yang concern diberbagai bidang baik itu profit maupun nirlaba.
Sekarang ini kita bisa menjumpai berdirinya industri dimana-dimana. Baik itu dalam skala makro maupun mikro. Masing-masing industri itu mempunyai system dan pola manajerial sendiri. Ada yang sangat independen karena permodalan cukup dan ada yang dependen karena memiliki ketergantungan permodalan dari pihak lain. Sehingga profit yang dihasilkanpun sangat bervariatif.
Dalam skala internasonal kita melihat bahwa Amerika menjadi sentral Industri dunia. Karena mereka memiliki permodalan yang cukup kuat, dan persaingan yang cukup kompetitif. Pendukung keberhasilan industry mereka itu adalah inovasi teknologi diberbagai bidang ( Department of Foreign Ministry, USA,2004). Hal itulah yang membuat mereka mampu memproduksi lebih cepat, lebih banyak dengan kualitas diatas rata-rata. Sehingga dapat kita saksikan saat ini USA mampu mengontrol ekonomi dunia.
Kekuatan ekonomi (Industri) dunia lainnya adalah Jepang. Falsafah industri Jepang pada awalnya adalah Esport or Die namun karena perselisihannya dengan Amerika maka diganti dengan falsafah Export-oriented industries (Bob Widyahartono, 2003).Dimana hari ini dapat kita saksikan Indonesia menjadi pasar “empuk” bagi produk-produk Jepang. Mulai dari perabot rumah tangga sampai kepada alat transportasi nyaris semuanya berbau Jepang. Keberhasilan industri Jepang ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintahnya yang mampu membaca situasi global dengan mensinkronkannya dengan SDM mereka.
Persoalan industri yang cukup rumit terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kita bisa saksikan pertumbuhan industri yang cukup progresif di Indonesia. Dimana-dimana industri mikro telah mulai tumbuh dengan subur. Namun ada beberapa hal yang patut kita sayangkan adalah pertama belum mampunya industri lokal Indonesia bersaing secara global dikarenakan keterbatasan dana dan jaminan kualitas. Kedua, dari segi pemasaran Indonesia belum mampu mencapai pasar Internasional kecuali hanya beberapa produk saja. Ketiga persoalan SDM Indonesia yang belum siap untuk menerima efek dari globalisasi yang ditandai dengan menjajahnya produk asing di Indonesia.
Dari sisi organisasi berbagai macam organisasi tumbuh subur belakangan ini. Hal ini merupakan efek dari berbagai persoalan yang tidak kunjung selesai, khususnya di Indonesia. Dari sisi organisasi nirlaba kita bisa menyaksikan berbagai organisasi mahasiswa seperti HMI, KAMMI dan lain-lain yang masih aktif menyuarakan persoalan republik ini seperti kasus ekonomi, pendidikan dan korupsi. Disisi lain berbagai macam LSM/NGO (Non Government Organization) juga tumbuh subur seperti LP3ES, P3SD, Bless, Reform Institute juga aktif dalam mewadahi aspirasi masyarakat.
Aktivitas-aktivitas organisasi ini adalah membaca persoalan dimasyarakat lewat penelitian atau lainnya kemudian membahas persoalan yang ada dimasyarakat kemudian menyusun strategi untuk menyelesaikannya. Biasanya para organisasi ini aktif untuk beraudiensi dengan pemerintah dalam menyampaikan persoalan masyarakat. Selain itu mereka biasanya juga aktif mengadakan berbagai macam kegiatan kemasyarakatan.
Namun di lain sisi ada organisasi yang tindakannya menimbulkan kontroversi dimasyarakat. Hal ini disebabkan oleh pertimbangan yang kurang dari organisasi tersebut dalam melakukan aktivitasnya atau mereka mempunyai tafsiran sendiri sebagai landasan untuk berbuat. Hanya saja yang mesti ditekankan adalah apapun organisasi yang ada mereka mempunyai kepentingan sendiri dengan masyarakat melalui kegiatannya.
M. Farid Salman Alfarisi RM
indonesiakomplit 